BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Golongan
darah ditentukan dari jenis zat dalam eritrosit dan aglutinin dalam plasma
darah, oleh karena itu saya melakukan tes pengujian golongan darah untuk
membuktikan teori tersebut.
Pengukuran
kadar hemoglobin dan pengukuran waktu koagulasi juga saya lakukan dalam
praktikum ini. Hal itu dimaksudkan agar saya tahu kadar hemoglobin pada diri
saya sehingga saya dapat membandingkan hasil Hb saya dengan kadar Hb yang
normal serta saya dapat mengetahui kadar Hb rata-rata kelas
Tentang
waktu koagulasi darah adalah untuk mengetahui waktu koagulasi darah saya
sendiri dan rata-rata kelas karena setiap orang waktu koagulasinya
berbeda-beda.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui
cara pengujian golongan darah dan variasi golongan darah masing-masing
2. Untuk mengetahui
cara pengukuran kadar hemoglobin dan variasi kadar hemoglobin masing-masing
siswa.
3. Untuk mengetahui
cara mengukur waktu koagulasi darah dan variasi waktu koagulasi/ pembekuan
darah pada masing-masing siswa.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Golongan
darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Informasi tentang golongan darah A, B, O
seseorang mutlak diperlukan dalam keadaan yang berhubungan dengan transfusi
darah, baik sebagai donor, maupun sebagai resipien. Oleh karena itu, sepatutnya
seseorang mengetahui dengan pasti akan golongan darahnya sendiri, yang dapat
dilakukannya dengan memeriksakan darahnya ke laboratorium. Golongan darah juga
berfungsi sebagai salah satu petanda ( marker ) genetik, yang ikut menjadi
bagian dari identitas seseorang.
Secara umum fungsi
darah ialah sebagai berikut :
1. Alat
transpor makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke seluruh
tubuh
2. Alat
transpor O2 , yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke seluruh
tubuh.
3. Alat
transpor bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti paruparu
(gas), ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk
diteruskan ke empedu dan saluran cerna
sebagai tinja (untuk bahan yang sukar larut dalam air. Darah adalah cairan
berwarna merah pekat. Warnanya merah cerah di dalam arteri dan berwarna ungu
gelap di dalam vena, setelah melepas sebagian oksigen ke jaringan ( menyebabkan
perubahan warna ) dan menerima produk sisa dari jaringan.Pembentukan sel darah
berlangsung di dalam sumsum tulang dan sel-sel yang matang ( matur ) akan
dilepas ke dalam aliran darah. Terbentuk 8 macam sel yang berbeda dan semua dihasilkan dari satu
jenis sel batang pluripoten yang akan menurunkan 5 garis keturunan sel yang
berbeda. Garis mieloblas menghasilkan tiga jenis sel granulosit, sedangkan
garis monoblas dan limfoblas menghasilkan sel agranulosit. Eritrosit (sel darah
merah ) dan trombosit dibentuk dari garis keturunannya masing-masing.
Darah selalu
dihubungkan dengan kehidupan, baik berdasarkan kepercayaan saja maupun atas
dasar bukti pengamatan. Penggunaan darah yang berasal dari individu lain dan
diberikan secara langsung ke dalam pembuluh darah. Sel
– sel darah merupakan bagian figuratif atau berbentuk sehingga dapat dilihat
oleh mata, meskipun dengan bantuan alat mikroskop. Sel – sel darah terdiri atas: sel darah merah, lekosit, dan trombosit.
Ketiga macam sel ini berasal sel – sel yang sama disumsum tulang. Sel – sel asal
di sumsum tulang tersebut selanjutnya berdiferensiasi sehingga mengambil bentuk
yang berbeda – beda. Setelah matang, sel – sel tersebut keluar dari sumsum
tulang dan masuk ke dalam darah dan berada di tempat ini dalam jumlah yang
berbeda dan menjalankan fungsi yang berbeda – beda pula. Bahkan lekosit,
seperti yang telah diuraikan terdiri atas 5 jenis sel dengan morfologi berbeda,
ternyata juga mempunyai peran yang berbeda-beda.
Transfusi
Darah
Transfusi
darah adalah suatu proses pekerjaan memindahkan darah atau pemberian darah dari
orang yang sehat kepada orang yang sakit. Ahli-ahli yang terdahulu sudah
berpendapat, bila seseorang kehilangan darah yang banyak harus diganti dengan
darah atau bila seseorang kekurangan darah harus ditambah dengan darah, agar
organ-organ tubuh berfungsi normal. Transfusi darah adalah
suatu proses pekerjaan memindahkan darah atau pemberian darah dari orang yang sehat
kepada orang yang sakit. Ahli-ahli yang terdahulu sudah berpendapat, bila
seseorang kehilangan darah yang banyak harus diganti dengan darah atau bila
seseorang kekurangan darah harus ditambah dengan darah, agar organ-organ tubuh
berfungsi normal.
Manfaat
Transfusi Darah
a.
Menambah jumlah darah yang beredar dalam
badan orang yang sakit, yang darahnya
berkurang
karena sesuatu sebab misalnya operasi atau perdarahan sewaktu melahirkan,
kecelakaan.
b.
Menambah kemampuan darah dalam badan si
sakit untuk membawa zat asam atau O2, misalnya untuk penyakit-penyakit dimana
sel-sel darahnya tidak berfungsi dengan baik, sehingga sel-sel darah itu cepat
pecah dalam badan sendiri dan kemampuan darah untuk mengolah zat asam jadi
berkurang. Disini jumlah CC darah penderita sama saja dengan orang biasa,
tetapi kalau darahnya ada 5 liter, yang berfungsi baik hanya 3 liter.
Transfusi
darah adalah suatu cara membantu pengobatan dan transfusi darah tidak bisa
berdiri sendiri, jadi membantu cara pengobatan yang sudah ada. Suatu Kekhususan
dari transfusi darah adalah sumber untuk darah itu terbatas. Sumber darah
adalah tubuh manusia sendiri, dan tidak semua orang bisa menjadi donor, dan
darah tidak dapat dibuat secara synthetis. Penentuan pasien yang akan diberi
transfusi darah harus tepat dan diyakini benar-benar bahwa transfusi darah akan
menolong sisakit.
Ukuran
orang-orang yang menderita Thalasemia, yaitu penyakit darah dimana sel-sel
darahnya tidak bisa hidup sepanjang waktu yang normal, penghancuran sel
darahnya lebih cepat, sedangkan tubuh tidak bisa mengikuti pembuatan sel darah
lebih cepat, sehingga pada umur tertentu terjadi kekurangan darah, untuk ini
harus diberi transfusi darah sesuai dengan kebutuhannya. Biasanya penderita ini
akan meninggal pada usia muda / sebelum berusia 10 tahun.
Bahaya
transfusi darah diberikan kepada orang yang tidak kehilangan darah, misalnya
untuk penderita Thalasemia tadi, ialah terjadinya penimbunan zat besi. Satu
liter darah mengandung 50 mg zat besi. Tubuh kita hanya mampu mengeluarkan
kelebihan itu sebanyak 1 mg perhari. Jadi dapat terjadi kelebihan zat besi di
dalam tubuhnya, yang memerlukan pengobatan tersendiri (Haemosiderosis).
Transfusi darah bukanlah pekerjaan yang tanpa resiko. Pada saat sekarang telah
dipikirkan efisiensi penggunaan darah, yaitu darah tidak diberikan secara
keseluruhan kepada orang sakit, tetapi apa yang dibutuhkan saja. Misalnya
apabila yang dibutuhkan hanya sel darah merah, maka yang diberi hanya sel darah
merahnya saja.
Darah
umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna merah dan tidak
transparan serta berada dalam suatu ruang tertutup yang dinamai sebagai sistem
pembuluh darah. Uraian yang demikian tentang darah lebih bersifat deskriptif,
hanya menyebutkan apa yang dilihat, dari pada bersifat definitif, yang bersifat
menguraikan secara analitis tetapi ringkas tentang hakikat sesuatu yang
didefinisikan tersebut. Batasan yang tepat bahwa defenisi Darah adalah jaringan
tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain,berada dalam konsistensi cair beredar
dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan
menjalankan fungsi transpor berbagai bahan serta fungsi homeostasis. Gandasoebrata.R
(1995)
Penggolongan
darah sebagai suatu jaringan didasarkan atas defenisi jaringan, yaitu
sekelompok sel atau beberapa jenis sel, yang mempunyai bentuk yang sama dan
menjalankan fungsi tertentu. Hanya saja, berbeda dengan jaringan lain,sel-sel
yang terdapat dalam darah dan dinamai sebagai sel-sel darah tidaklah terikat
satu sama lain membentuk suatu struktur yang bernama organ, melainkan berada
dalam keadaan suspensi dalam suatu cairan. Dengan demikian, darah dapat dibagi
2 bagian besar. Bagian pertama adalah unsur yang berbentuk atau figuratif, yang
dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Bagian kedua adalah unsur tidak berbentuk
atau non-figuratif. Dinamakan demikian karna bagian ini tidak dapat dilihat
secara kasat mata dengan bantuan alat apapun. Kehadiran unsur ini hanya dapat
diketahui secara kimia. Dengan demikian dapatlah dikatakan,bahwa bagian ini
terdiri atas berbagai bahan yang terlarut di dalam cairan darah. Penggolongan
darah sebagai suatu jaringan didasarkan atas defenisi jaringan, yaitu
sekelompok sel atau beberapa jenis sel, yang mempunyai bentuk yang sama dan
menjalankan fungsi tertentu. Hanya saja, berbeda dengan jaringan lain,sel-sel
yang terdapat dalam darah dan dinamai sebagai sel-sel darah tidaklah terikat
satu sama lain membentuk suatu struktur yang bernama organ, melainkan berada
dalam keadaan suspensi dalam suatu cairan. Dengan demikian, darah dapat dibagi
2 bagian besar. Bagian pertama adalah unsur yang berbentuk atau figuratif, yang
dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Bagian kedua adalah unsur tidak berbentuk
atau non-figuratif. Dinamakan demikian karna bagian ini tidak dapat dilihat
secara kasat mata dengan bantuan alat apapun. Kehadiran unsur ini hanya dapat
diketahui secara kimia. Dengan demikian dapatlah dikatakan,bahwa bagian ini
terdiri atas berbagai bahan yang terlarut di dalam cairan darah.
Sistem Golongan Darah ABO
Golongan
darah adalah hasil dari pengelompokkan darah berdasarkan ada atau tidaknya
substansi antigen pada permukaan sel darah merah ( eritrosit ). Antigen
tersebut dapat berupa karbohidrat, protein, glikoprotein, atau glikolipid. Golongan
darah manusia bersifat herediter, dan sangat tergantung pada golongan darah
kedua orang tua manusia yang bersangkutan. Darah perlu digolongkan untuk banyak
kepentingan, khususnya untuk Transfusi Darah. Karl Landsteiner menemukan, bahwa
darah manusia yang ditransfusikan ke manusia lain dapat inkompatibel, dan
menimbulkan aglutinasi ( si penerima darah terlihat syok dan ikterik / kuning
).
Transfusi dengan darah yang
inkompatibel antara donor dan resipien ( penerima ) dapat berakibat fatal. Selain
itu, golongan darah dapat bermanfaat untuk kepentingan forensik dan penentuan
ayah sebagai metode penentu paling sederhana.
Molekul sebagai penentu
golongan darah dalam sistem ABO ada 4 macam, yaitu:
1. D-galactose
2.
N-acetylgalactosamine
3. N-acetylglucosamine
4. L-fucose
Harper H. (1971)
1.
Golongan darah A memiliki antigen
permukaan A. Antigen A tersusun dari 1 molekul fukosa, 2 molekul galaktosa, 1
molekul N-asetil galaktosamin, dan 1 molekul N-asetil glukosamin.
2.
Golongan darah B memiliki antigen
permukaan B. Antigen B ini sedikit berbeda dengan antigen A, dimana antigen ini
tersusun dari molekul Nasetil galaktosamin digantikan oleh 1 molekul galaktosa.
3.
Orang dengan golongan darah AB memiliki
dua macam antigen permukaan, yang merupakan kombinasi dari antigen A dan
antigen B.
4.
Golongan darah O semula dianggap tidak
memiliki antigen permukaan, namun terbukti bahwa golongan darah O masih
memiliki ikatan karbohidrat pada permukaan eritrositnya yang terdiri atas 1
molekul fukosa, 1 molekul N-asetil glukosamin, dan 2 molekul galaktosa. Gugus
ini tidak bersifat imunogenik, sehingga anggapan golongan darah O tidak
memiliki antigen permukaan masih bisa diterima.
Yang kelebihan
N-acetylgalactosamine akan menjadi golongan A, dan kelebihan D-galactose
menjadi golongan B.
Sebelum D-galaktosa
dapat menerima monomer karbohidrat yang menentukan aktivitas A atau B, molekul
ini harus sudah mengikat monomer karbohidrat fukosa. Suatu gugus D-galaktosa
yang sudah mengikat fukosa, tetapi tanpa Nasetilgalaktosamin aktif-A atau
D-galaktosa aktif B, memiliki aktivitas antigenik yang disebut H. Sel-sel yang
hanya memiliki konfigurasi monomer karbohidrat aktif-H tidak memiliki aktivitas
A atau B dan disebut golongan O. Glikosiltransferase yang ditentukan oleh gen A
dan B bergantung pada adanya substansi H prekursor untuk pengaktifannya.
Perlekatan fukosa ke Dgalaktosa menyediakan prekursor ini. Perlekatan fukosa
diperantarai oleh enzim lain, fukosa-transferase, yang keberadaannya ditentukan
oleh gen H. Gen H terletak di luar lokus ABO dan ditemukan di kromosom 19. Gen
H sangat sering dijumpai, dan hampir semua orang memiliki substansi H pada sel
darah mereka. Beberapa orang bersifat homozigot untuk suatu gen inaktif di
tempat itu, yang disebut h. Karena orang dengan dua gen h tidak dapat
menghasilkan enzim yang diperlukan untuk melekatkan fukosa, sel-sel darah
mereka tidak memiliki aktivitas H.
Perubahan
dalam Tipe ABO pada berbagai penyakit
Melemahnya
antigen A dapat terjadi pada beberapa orang yang mengidap leukemia akut atau
pada penyakit mieloproliferatif kronis dengan evolusi leukemik. Kanker
tertentu, terutama kanker kolon, mungkin berkaitan dengan akuisisi antigen B
yang disebut B didapat. B didapat juga dapat terjadi pada infeksi gram-negatif
tertentu dan obstruksi usus. Dengan demikian, pada penyakit ini kadang-kadang
pasien dari fenotipe golongan O mungkin memperoleh B dan tampak sebagai
golongan B, atau seseorang dengan golongan A mungkin memperoleh B dan menjadi
golongan AB.
Adapun
isi dari reagen golongan darah A, B, O, AB ini terdapat dari Invitro culture
supernatants dari immunoglobulin sel tikus, kemudian dicampur dengan buffer
phosphate, sodium chloride,dimana terjadi Anti serum A berwarna biru, Antiserum
B berwarna kuning, Antiserum AB tidak berwarna. BCSH. Clin Lab Haem. (1990) Setelah
darah ditetesi serum maka akan terjadi beberapa kemungkinan yang akan
menunjukkan golongan darah tersebut. Beberapa kemungkinan tersebut yaitu:
a. Jika serum anti-A
menyebabkan aglutinasi pada tetes darah,maka individu tersebut memiliki aglutinogen
tipe A (golongan darah A)
b. Jika serum anti-B
menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B (golongan darah B)
c. Jika kedua serum
anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi induvidu tersebut memiliki aglutinogen
tipe A dan tipe B (golongan darah AB)
d. Jika kedua serum
anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan aglutinasi,maka individu tersebut tidak
memiliki aglutinogen (golongan darah O). (Wijaya. 2009)
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A.Alat
dan bahan
1. blood
lanset
2. kapas
3. jarum
pentul
4. antiserum
A
5. antiserum
B
6. antiserum
AB
7. antiserum
D atau O
8. preparat
B.
Cara Kerja
1. meneteskan sampel
darah pada preparat
2. meneteskan zat anti
A pada preparat
3. meneteskan zat anti
B pada preparat
4. meneteskan zat anti
AB pada preparat
5. meneteskan zat anti
D pada preparat
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil : dilampirkan
Pembahasan :
Golongan
darah adalah ciri khusus darah dari
suatu individu karena adanya perbedaan jeniskarbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel darah merah.
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis
yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia
ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
ü Individu
dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
ü Individu
dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
ü Individu
dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga,
orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun,
orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali
pada sesama AB-positif.
ü Individu
dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan
darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebutdonor universal. Namun, orang dengan golongan
darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan
darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara
seperti Swedia dan Norwegia,
golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen
B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B,
golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner,
memperoleh penghargaan Nobel dalam
bidang Fisiologi danKedokteran pada
tahun 1930 untuk
jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
1. Frekuensi
Penyebaran golongan
darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah
satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda.
Populasi
|
O
|
A
|
B
|
AB
|
Suku
pribumi Amerika Selatan
|
100%
|
–
|
–
|
–
|
45.0%
|
21.4%
|
29.1%
|
4.5%
|
|
44.4%
|
55.6%
|
–
|
–
|
|
42.8%
|
41.9%
|
11.0%
|
4.2%
|
|
22.0%
|
24.0%
|
38.2%
|
15.7%
|
|
18.2%
|
54.6%
|
4.8%
|
12.4%
|
2. Pewarisan
Tabel pewarisan
golongan darah kepada anak
Ibu
|
Ayah
|
|||
O
|
A
|
B
|
AB
|
|
O
|
O
|
O, A
|
O, B
|
A, B
|
A
|
O, A
|
O, A
|
O, A, B, AB
|
A, B, AB
|
B
|
O, B
|
O, A, B, AB
|
O, B
|
A, B, AB
|
AB
|
A, B
|
A, B, AB
|
A, B, AB
|
A, B, AB
|
3. Rhesus
Jenis penggolongan
darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesusatau faktor
Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki
faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner.
Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya
memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel
darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini
seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang
paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan,
dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus
amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+
sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen
Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis.
Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan
karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.
BAB
V
KESIMPULAN
·
Untuk mengetahui golongan darah
masing-masing orang
·
Penentuan golongan darah dibagi menjadi
2 yaitu :
System
A, B, O yaitu : A, B, AB, O
System
resus yaitu : RH (+) dan Rh (-)
·
Biasanya rh (-) ada dinegara kuli putih
atau suku Mongolia