Rabu, 05 Juni 2013

laporan golongan darah



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Golongan darah ditentukan dari jenis zat dalam eritrosit dan aglutinin dalam plasma darah, oleh karena itu saya melakukan tes pengujian golongan darah untuk membuktikan teori tersebut.
Pengukuran kadar hemoglobin dan pengukuran waktu koagulasi juga saya lakukan dalam praktikum ini. Hal itu dimaksudkan agar saya tahu kadar hemoglobin pada diri saya sehingga saya dapat membandingkan hasil Hb saya dengan kadar Hb yang normal serta saya dapat mengetahui kadar Hb rata-rata kelas
Tentang waktu koagulasi darah adalah untuk mengetahui waktu koagulasi darah saya sendiri dan rata-rata kelas karena setiap orang waktu koagulasinya berbeda-beda.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pengujian golongan darah dan variasi golongan darah masing-masing
2. Untuk mengetahui cara pengukuran kadar hemoglobin dan variasi kadar hemoglobin masing-masing siswa.
3. Untuk mengetahui cara mengukur waktu koagulasi darah dan variasi waktu koagulasi/ pembekuan darah pada masing-masing siswa.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.  Informasi tentang golongan darah A, B, O seseorang mutlak diperlukan dalam keadaan yang berhubungan dengan transfusi darah, baik sebagai donor, maupun sebagai resipien. Oleh karena itu, sepatutnya seseorang mengetahui dengan pasti akan golongan darahnya sendiri, yang dapat dilakukannya dengan memeriksakan darahnya ke laboratorium. Golongan darah juga berfungsi sebagai salah satu petanda ( marker ) genetik, yang ikut menjadi bagian dari identitas seseorang.
Secara umum fungsi darah ialah sebagai berikut :
1.      Alat transpor makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke seluruh tubuh
2.      Alat transpor O2 , yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke seluruh tubuh.
3.      Alat transpor bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti paruparu (gas), ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk diteruskan  ke empedu dan saluran cerna sebagai tinja (untuk bahan yang sukar larut dalam air. Darah adalah cairan berwarna merah pekat. Warnanya merah cerah di dalam arteri dan berwarna ungu gelap di dalam vena, setelah melepas sebagian oksigen ke jaringan ( menyebabkan perubahan warna ) dan menerima produk sisa dari jaringan.Pembentukan sel darah berlangsung di dalam sumsum tulang dan sel-sel yang matang ( matur ) akan dilepas ke dalam aliran darah. Terbentuk 8 macam sel  yang berbeda dan semua dihasilkan dari satu jenis sel batang pluripoten yang akan menurunkan 5 garis keturunan sel yang berbeda. Garis mieloblas menghasilkan tiga jenis sel granulosit, sedangkan garis monoblas dan limfoblas menghasilkan sel agranulosit. Eritrosit (sel darah merah ) dan trombosit dibentuk dari garis keturunannya masing-masing.

Darah selalu dihubungkan dengan kehidupan, baik berdasarkan kepercayaan saja maupun atas dasar bukti pengamatan. Penggunaan darah yang berasal dari individu lain dan diberikan secara langsung ke dalam pembuluh darah. Sel – sel darah merupakan bagian figuratif atau berbentuk sehingga dapat dilihat oleh mata, meskipun dengan bantuan alat mikroskop. Sel – sel darah terdiri atas:  sel darah merah, lekosit, dan trombosit. Ketiga macam sel ini berasal sel – sel yang sama disumsum tulang. Sel – sel asal di sumsum tulang tersebut selanjutnya berdiferensiasi sehingga mengambil bentuk yang berbeda – beda. Setelah matang, sel – sel tersebut keluar dari sumsum tulang dan masuk ke dalam darah dan berada di tempat ini dalam jumlah yang berbeda dan menjalankan fungsi yang berbeda – beda pula. Bahkan lekosit, seperti yang telah diuraikan terdiri atas 5 jenis sel dengan morfologi berbeda, ternyata juga mempunyai peran yang berbeda-beda.
Transfusi Darah
Transfusi darah adalah suatu proses pekerjaan memindahkan darah atau pemberian darah dari orang yang sehat kepada orang yang sakit. Ahli-ahli yang terdahulu sudah berpendapat, bila seseorang kehilangan darah yang banyak harus diganti dengan darah atau bila seseorang kekurangan darah harus ditambah dengan darah, agar organ-organ tubuh berfungsi normal. Transfusi darah adalah suatu proses pekerjaan memindahkan darah atau pemberian darah dari orang yang sehat kepada orang yang sakit. Ahli-ahli yang terdahulu sudah berpendapat, bila seseorang kehilangan darah yang banyak harus diganti dengan darah atau bila seseorang kekurangan darah harus ditambah dengan darah, agar organ-organ tubuh berfungsi normal.
Manfaat Transfusi Darah
a.       Menambah jumlah darah yang beredar dalam badan orang yang sakit, yang darahnya
berkurang karena sesuatu sebab misalnya operasi atau perdarahan sewaktu melahirkan, kecelakaan.
b.      Menambah kemampuan darah dalam badan si sakit untuk membawa zat asam atau O2, misalnya untuk penyakit-penyakit dimana sel-sel darahnya tidak berfungsi dengan baik, sehingga sel-sel darah itu cepat pecah dalam badan sendiri dan kemampuan darah untuk mengolah zat asam jadi berkurang. Disini jumlah CC darah penderita sama saja dengan orang biasa, tetapi kalau darahnya ada 5 liter, yang berfungsi baik hanya 3 liter.
Transfusi darah adalah suatu cara membantu pengobatan dan transfusi darah tidak bisa berdiri sendiri, jadi membantu cara pengobatan yang sudah ada. Suatu Kekhususan dari transfusi darah adalah sumber untuk darah itu terbatas. Sumber darah adalah tubuh manusia sendiri, dan tidak semua orang bisa menjadi donor, dan darah tidak dapat dibuat secara synthetis. Penentuan pasien yang akan diberi transfusi darah harus tepat dan diyakini benar-benar bahwa transfusi darah akan menolong sisakit.
Ukuran orang-orang yang menderita Thalasemia, yaitu penyakit darah dimana sel-sel darahnya tidak bisa hidup sepanjang waktu yang normal, penghancuran sel darahnya lebih cepat, sedangkan tubuh tidak bisa mengikuti pembuatan sel darah lebih cepat, sehingga pada umur tertentu terjadi kekurangan darah, untuk ini harus diberi transfusi darah sesuai dengan kebutuhannya. Biasanya penderita ini akan meninggal pada usia muda / sebelum berusia 10 tahun.
Bahaya transfusi darah diberikan kepada orang yang tidak kehilangan darah, misalnya untuk penderita Thalasemia tadi, ialah terjadinya penimbunan zat besi. Satu liter darah mengandung 50 mg zat besi. Tubuh kita hanya mampu mengeluarkan kelebihan itu sebanyak 1 mg perhari. Jadi dapat terjadi kelebihan zat besi di dalam tubuhnya, yang memerlukan pengobatan tersendiri (Haemosiderosis). Transfusi darah bukanlah pekerjaan yang tanpa resiko. Pada saat sekarang telah dipikirkan efisiensi penggunaan darah, yaitu darah tidak diberikan secara keseluruhan kepada orang sakit, tetapi apa yang dibutuhkan saja. Misalnya apabila yang dibutuhkan hanya sel darah merah, maka yang diberi hanya sel darah merahnya saja.
Darah umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang tertutup yang dinamai sebagai sistem pembuluh darah. Uraian yang demikian tentang darah lebih bersifat deskriptif, hanya menyebutkan apa yang dilihat, dari pada bersifat definitif, yang bersifat menguraikan secara analitis tetapi ringkas tentang hakikat sesuatu yang didefinisikan tersebut. Batasan yang tepat bahwa defenisi Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain,berada dalam konsistensi cair beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai bahan serta fungsi homeostasis. Gandasoebrata.R (1995)

Penggolongan darah sebagai suatu jaringan didasarkan atas defenisi jaringan, yaitu sekelompok sel atau beberapa jenis sel, yang mempunyai bentuk yang sama dan menjalankan fungsi tertentu. Hanya saja, berbeda dengan jaringan lain,sel-sel yang terdapat dalam darah dan dinamai sebagai sel-sel darah tidaklah terikat satu sama lain membentuk suatu struktur yang bernama organ, melainkan berada dalam keadaan suspensi dalam suatu cairan. Dengan demikian, darah dapat dibagi 2 bagian besar. Bagian pertama adalah unsur yang berbentuk atau figuratif, yang dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Bagian kedua adalah unsur tidak berbentuk atau non-figuratif. Dinamakan demikian karna bagian ini tidak dapat dilihat secara kasat mata dengan bantuan alat apapun. Kehadiran unsur ini hanya dapat diketahui secara kimia. Dengan demikian dapatlah dikatakan,bahwa bagian ini terdiri atas berbagai bahan yang terlarut di dalam cairan darah. Penggolongan darah sebagai suatu jaringan didasarkan atas defenisi jaringan, yaitu sekelompok sel atau beberapa jenis sel, yang mempunyai bentuk yang sama dan menjalankan fungsi tertentu. Hanya saja, berbeda dengan jaringan lain,sel-sel yang terdapat dalam darah dan dinamai sebagai sel-sel darah tidaklah terikat satu sama lain membentuk suatu struktur yang bernama organ, melainkan berada dalam keadaan suspensi dalam suatu cairan. Dengan demikian, darah dapat dibagi 2 bagian besar. Bagian pertama adalah unsur yang berbentuk atau figuratif, yang dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Bagian kedua adalah unsur tidak berbentuk atau non-figuratif. Dinamakan demikian karna bagian ini tidak dapat dilihat secara kasat mata dengan bantuan alat apapun. Kehadiran unsur ini hanya dapat diketahui secara kimia. Dengan demikian dapatlah dikatakan,bahwa bagian ini terdiri atas berbagai bahan yang terlarut di dalam cairan darah.
 Sistem Golongan Darah ABO
Golongan darah adalah hasil dari pengelompokkan darah berdasarkan ada atau tidaknya substansi antigen pada permukaan sel darah merah ( eritrosit ). Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat, protein, glikoprotein, atau glikolipid. Golongan darah manusia bersifat herediter, dan sangat tergantung pada golongan darah kedua orang tua manusia yang bersangkutan. Darah perlu digolongkan untuk banyak kepentingan, khususnya untuk Transfusi Darah. Karl Landsteiner menemukan, bahwa darah manusia yang ditransfusikan ke manusia lain dapat inkompatibel, dan menimbulkan aglutinasi ( si penerima darah terlihat syok dan ikterik / kuning ).
Transfusi dengan darah yang inkompatibel antara donor dan resipien ( penerima ) dapat berakibat fatal. Selain itu, golongan darah dapat bermanfaat untuk kepentingan forensik dan penentuan ayah sebagai metode penentu paling sederhana.
Molekul sebagai penentu golongan darah dalam sistem ABO ada 4 macam, yaitu:
1. D-galactose
2. N-acetylgalactosamine
3. N-acetylglucosamine
4. L-fucose
Harper H. (1971)
1.      Golongan darah A memiliki antigen permukaan A. Antigen A tersusun dari 1 molekul fukosa, 2 molekul galaktosa, 1 molekul N-asetil galaktosamin, dan 1 molekul N-asetil glukosamin.
2.      Golongan darah B memiliki antigen permukaan B. Antigen B ini sedikit berbeda dengan antigen A, dimana antigen ini tersusun dari molekul Nasetil galaktosamin digantikan oleh 1 molekul galaktosa.
3.      Orang dengan golongan darah AB memiliki dua macam antigen permukaan, yang merupakan kombinasi dari antigen A dan antigen B.
4.      Golongan darah O semula dianggap tidak memiliki antigen permukaan, namun terbukti bahwa golongan darah O masih memiliki ikatan karbohidrat pada permukaan eritrositnya yang terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul N-asetil glukosamin, dan 2 molekul galaktosa. Gugus ini tidak bersifat imunogenik, sehingga anggapan golongan darah O tidak memiliki antigen permukaan masih bisa diterima.
Yang kelebihan N-acetylgalactosamine akan menjadi golongan A, dan kelebihan D-galactose menjadi golongan B.
Sebelum D-galaktosa dapat menerima monomer karbohidrat yang menentukan aktivitas A atau B, molekul ini harus sudah mengikat monomer karbohidrat fukosa. Suatu gugus D-galaktosa yang sudah mengikat fukosa, tetapi tanpa Nasetilgalaktosamin aktif-A atau D-galaktosa aktif B, memiliki aktivitas antigenik yang disebut H. Sel-sel yang hanya memiliki konfigurasi monomer karbohidrat aktif-H tidak memiliki aktivitas A atau B dan disebut golongan O. Glikosiltransferase yang ditentukan oleh gen A dan B bergantung pada adanya substansi H prekursor untuk pengaktifannya. Perlekatan fukosa ke Dgalaktosa menyediakan prekursor ini. Perlekatan fukosa diperantarai oleh enzim lain, fukosa-transferase, yang keberadaannya ditentukan oleh gen H. Gen H terletak di luar lokus ABO dan ditemukan di kromosom 19. Gen H sangat sering dijumpai, dan hampir semua orang memiliki substansi H pada sel darah mereka. Beberapa orang bersifat homozigot untuk suatu gen inaktif di tempat itu, yang disebut h. Karena orang dengan dua gen h tidak dapat menghasilkan enzim yang diperlukan untuk melekatkan fukosa, sel-sel darah mereka tidak memiliki aktivitas H.
Perubahan dalam Tipe ABO pada berbagai penyakit
Melemahnya antigen A dapat terjadi pada beberapa orang yang mengidap leukemia akut atau pada penyakit mieloproliferatif kronis dengan evolusi leukemik. Kanker tertentu, terutama kanker kolon, mungkin berkaitan dengan akuisisi antigen B yang disebut B didapat. B didapat juga dapat terjadi pada infeksi gram-negatif tertentu dan obstruksi usus. Dengan demikian, pada penyakit ini kadang-kadang pasien dari fenotipe golongan O mungkin memperoleh B dan tampak sebagai golongan B, atau seseorang dengan golongan A mungkin memperoleh B dan menjadi golongan AB.
Adapun isi dari reagen golongan darah A, B, O, AB ini terdapat dari Invitro culture supernatants dari immunoglobulin sel tikus, kemudian dicampur dengan buffer phosphate, sodium chloride,dimana terjadi Anti serum A berwarna biru, Antiserum B berwarna kuning, Antiserum AB tidak berwarna. BCSH. Clin Lab Haem. (1990) Setelah darah ditetesi serum maka akan terjadi beberapa kemungkinan yang akan menunjukkan golongan darah tersebut. Beberapa kemungkinan tersebut yaitu:
a. Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah,maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A)
b. Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki  aglutinogen tipe B (golongan darah B)
c. Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi induvidu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B (golongan darah AB)
d. Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan aglutinasi,maka individu tersebut tidak memiliki aglutinogen (golongan darah O). (Wijaya. 2009)

















BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.Alat dan bahan
1.      blood lanset
2.      kapas
3.      jarum pentul
4.      antiserum A
5.      antiserum B
6.      antiserum AB
7.      antiserum D atau O
8.      preparat
B. Cara Kerja
1. meneteskan sampel darah pada preparat
2. meneteskan zat anti A pada preparat
3. meneteskan zat anti B pada preparat
4. meneteskan zat anti AB pada preparat
5. meneteskan zat anti D pada preparat






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil                : dilampirkan
Pembahasan    :
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jeniskarbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisisgagal ginjalsyok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
ü  Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
ü  Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
ü  Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
ü  Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebutdonor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi danKedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
1.     Frekuensi
Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.
Populasi
O
A
B
AB
Suku pribumi Amerika Selatan
100%
45.0%
21.4%
29.1%
4.5%
44.4%
55.6%
42.8%
41.9%
11.0%
4.2%
22.0%
24.0%
38.2%
15.7%
18.2%
54.6%
4.8%
12.4%











2.    Pewarisan
Tabel pewarisan golongan darah kepada anak
Ibu
Ayah
O
A
B
AB
O
O
O, A
O, B
A, B
A
O, A
O, A
O, A, B, AB
A, B, AB
B
O, B
O, A, B, AB
O, B
A, B, AB
AB
A, B
A, B, AB
A, B, AB
A, B, AB

3.     Rhesus
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesusatau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.
BAB V
KESIMPULAN
·         Untuk mengetahui golongan darah masing-masing orang
·         Penentuan golongan darah dibagi menjadi 2 yaitu :
System A, B, O yaitu : A, B, AB, O
System resus yaitu : RH (+) dan Rh (-)
·         Biasanya rh (-) ada dinegara kuli putih atau suku Mongolia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar